SUKU MELAYU BELITUNG
Sumatera Selatan
Letak | : | Sumatera Selatan |
Populasi | : | 400.000 jiwa |
Bahasa | : | Melayu Belitung |
Anggota Gereja | : | 30 (0,02%) |
Alkitab dalam bahasa Belitung | : | Tidak Ada |
Film Yesus dalam bahasa Belitung | : | Tidak Ada |
Siaran radio pelayanan dalam bahasa Belitung | : | Tidak Ada |
Suku Melayu Belitung merupakan penduduk asli pulau Belitung di Kabupaten Belitung, Propinsi Sumatera Selatan. Pulau Belitung terletak di sebelah tenggara Pulau Bangka. Pulau Belitung juga dikenal dengan nama Pulau Biliton. Orang Melayu Belitung sendiri menyebut diri mereka uang Belitong. Wilayah pulau Belitung sebagian besar merupakan daerah rendah dengan beberapa bukit, di antaranya Gunung Tajam Laki dan Gunung Tajam Bini. Di beberapa daerah mengalir sungai-sungai kecil dan di beberapa tempat ditemui danau-danau kecil yang muncul dari bekas penggalian biji timah yang banyak ditemui di pulau itu. Hanya sebagian kecil lahan yang cocok dijadikan areal persawahan.
SOSIAL BUDAYA
Selain bekerja di pertambangan-pertambangan timah dan kaolin, orang Belitung yang hidup di daerah perkotaan umumnya menjadi pegawai di kantor. Mata pencaharian lainnya adalah bertanam karet, lada, cengkeh, kelapa. Bertanam padi umumnya dilakukan dengan cara membuka hutan. Selain menghasilkan padi ladang, penduduk daerah ini juga menanam jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan pisang. Sebagian masyrakat juga mengembangkan industri kerajinan, seperti membuat tembikar dan anyaman rotan atau pandan.
Bahasa yang dipergunakan orang Belitung masih termasuk ke dalam rumpun bahasa Melayu, yang disebut bahasa Melayu Belitung. Ciri khas bahasa Melayu Belitung adalah tidak digunakannya huruf h pada kata-kata tertentu dan penggunaan e pepet pada akhir kata, misalnya jauh menjadi jao, hujan menjadi ujan, atau apa menjadi apE, putih menjadi putE, dsb. Ciri-ciri lainnya adalah penggunaan kosakata yang berasal dari penggabungan dua kata atau lebih, misalnya nakmanE dari hendak kemana.
Rumah tradisional orang Melayu Belitung berbentuk panggung dengan dinding dari kulit kayu dan atap anyaman daun sagu. Mereka juga mengenal bentuk perkampungan lain yang disebut keleka.
Penarikan garis keturunan dilakukan secara bilateral, yaitu menurut garis ayah atau ibu. Kelompok kelurga luas orang Belitung pada umumnya terbentuk dalam keleka, yang menempati wilayah tertentu dan memiliki aturan-aturan tersendiri. Suatu keleka dipimpin oleh seorang kepala adat beserta pembantu-pembantunya. Pemimpin keagamaanya, adalah seorang dukun, yang bertugas memimpin upacara-upacara.
AGAMA/KEPERCAYAAN
Orang Belitung kini dikenal sebagai pemeluk agama Islam. Agama Islam masuk ke daerah ini sekitar abad ke 17. Walaupun demikian, kepercayaan asli yang bersifat animisme masih berkembang di kalangan masyarakat. Terlihat, misalnya, dalam upacara-upacara mengerjakan ladang (maras taun), menangkap ikan (buang jong), menyelenggarakan perkawinan (gawai penganten), dsb. Mereka juga masih percaya kepada kekutan gaib pada benda-benda keramat dan melakukan berbagai pantangan.
KEBUTUHAN
Orang Belitung membutuhkan pembinaan dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan mereka dalam pekerjaan. Industri-industri kecil yang ada (kerajinan tangan atau tukang besi) perlu penanganan yang lebih profesional agar dapat meningkatkan hasil yang lebih maksimal.
POKOK DOA
Kemudian daripada itu aku melihat : sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhintung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba !" (\\/TB #Wahyu 7:9-10*\\)
- Berdoa agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus, berkat dan kasihNya di tengah-tengah suku Belitung, agar terang dan kemuliaan Tuhan bercahaya di atasnya. Berdoa agar hati mereka disentuh oleh kasih Tuhan melalui berbagai cara dan mereka yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
- Berdoa agar Tuhan yang empunya tuaian membangkitkan gerejaNya untuk bersatu dan bekerjasama, menyediakan pekerja : pendoa syafaat, penerjemah Alkitab, kaum profesional, penabur dan penuai untuk memberkati dan meningkatkan kesejahteraan hidup suku Belitung
- Berdoa bagi adanya lembaga & gereja yang digerakkan oleh Tuhan untuk mengadopsi suku Belitung yang juga berbeban dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
PJRN
Kotak Pos 6739/JKUKP - Jakarta 14607
Telp/Fax. (021) 45843235-42
Sumber: http://www.sabda.org/misi/profilo_isi.php?id=45
No comments:
Post a Comment