Oleh Solokuro
Saudaraku
yang percaya pada hari kebangkitan, ada sebuah cerita, cerita ini terjadi dalam
kehidupan Ummul Mu’minin Aisyah Ra. Seorang istri Nabi yang paling muda. Suatu
ketika Ummul Mu’minin Aisyah sedang berpuasa, ketika menjelang berbuka, beliau
hanya memiliki dua potong roti yang dipersiapkan untuk membatalkan puasanya.
Sesaat kemudian ada seorang peminta yang mengetok pintunya. Tok tok tok,
peminta tersebut mengetuk pintu Ummul Mu’minin, kemudian pintu-pun dibuka,
akhirnya Ummul Mu’minin memintakan pelayanya untuk memberikan sepotong
roti tersebut kepada peminta tadi.
Setela
peminta itu pergi, pintu pun ditutup kembali, sesaat kemudian pintu rumah
kembali berbunyi, sang pelayan pun membuka pintu, dilihatnya ada seorang
peminta lagi, Ummul Mu’minin pun memerintahkan pelayan-nya untuk memberikan
sepotong kue yang tersisa. Namun sang pelayan menolak “kalau kue ini saya
berikan kepada peminta tersebut, Kalian mau berbukan puasa dengan apa ? tanyak
sang pelayan. Karna pelayan-nya tidak mau memberikan roti tersebut, Ummul
Mu’minin sendiri yang memberikan sepotong roti tersebut di balik hijab.
Waktu
berbuka puasa makin dekat, sembari menunggu waktu buka tiba, (tentu saja tanpa
makanan pembuka, karena makanan yang tadinya suda dipersiapkan untuk berbuka
puasa suda di berikan kepada dua orang peminta tadi) pintu Ummul Mu’minin kembali
berbunyi, kemudian sang pelayan di perintahkanya unutk membuka pintu, sang
pelayang terkejut, karena orang yang mengetok pintu tadi membawa kambing bakar
lengkap dengan rotinya. Ummul Mu’minin pun berkata pada pelayan-nya “ coba kau
lihat, bukankah makanan ini lebih baik dari pada dua potong roti tadi ?
Saudaraku
seiman dan seperjuanga, apakah yang dapat kalian simpulkan dari cerita yang
perna terjadi pada diri seorang istri nabi kita tersebut ?, Kalau saja hal itu
terjadi pada diri kita, apa yang akan kita lakukan, memberikan makanan yang kia miliki,
atau mengusirnya?. Semuanya terserah pada kalian, tapi anda akan mendapatkan
sebuah hal yang menakjubkan bila kalian berani memberikan makanan yang kalian
miliki.
Sayang dan sangat
disesalkan, bila di antara kita masih ada yang berpikiran kalau bersedekah itu
hanya akan mengurangi harta. Semoga orang yang mempunyai pikiran seperti itu
cepat diberikan petunjuk, Aamiin.
Asalkan
kalian tahu saja, kalau sedekah itu adalah pintu rezeqi yang tidak ada duanya,
kalau kita rajin buka alqur’an, kita akan menemukan puluhan ayat yang
menjelaskan keutamaan dan balasan dari bersedekah, dan asal kalian tahu
juga, banyak sekali orang yang kekayaanya melejit karena selalu melaksanakan
sedekah, makanya tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak bersedekah.
Saudaraku
seiman dan seperjuangan, apasih sedekah itu? menurut imam Al-Ashafani “ sedekah
adalah apa yang dikeluarkan oleh seorang insan dari hartanya unutk mendekatkan
diri kepada Allah” sedangkan menurut Syaikh al-Faqih Muhammad Bin Shalih
Al-Utsmani “ dinamakan sedekah karena dengan sedekah menunjukan kejujuran orang
yang memberinya. Harta itu disenangi oleh jiwa, apabila engkau menyedekahkan
apa yang engkau senangi, maka itu sebagai dalil bahwa engkau jujur dan tulus
dalam melakukanya”.
Di
dalam al-qur’an, banyak sekali ayat yang memberikan warning untuk
secepatnya mengeluarkan sedekah (lebih-lebih sedekah yang sunnah, karena yang
wajib bagaimanapun dan apapun alasanya WAJIB untuk di bayarkan). Semisal pada
surat al baqoroh ayat yang ke 254, yang artinya “ hai orang-orang yang
beriman, belanjahkanlah sebagian dari rizki yang kami berikan kepadamu,sebelum
datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
sayafa’at, dan orang-orang kafir itulah orang yang dzalim”.
Ayat
di atas jelas, sebelum kiamat datang, kalian harus cepat-cepat mengeluarkan
harta kalian untuk dibelanjahkan di jalan Allah, lagian nanti pada hari itu
kaki manusia tidak bakal dapat berpindah kemana-mana sebelum di tanyak lima
perkara, dan dari kelima perkara tersebut, pertanyaan yang paling rinci adalah
tentang harta. “Dari mana harta itu kalian dapatkan ? Dan kemana harta itu
kalian belanjahkan ?”
Jangan
sampai dari kalian menjawab “ harta itu kami dapatkan dari korupsi, nipu,
nilep, dan lain sebagainya”. Bahaya kalau kalian jawab pertanyaan yang pertama
seperti itu. Jangan sampai jawab pula pertanyaan yang kedua “ kami
membelanjakan harta kami ke diskotik, bar-bar, dan tempat-tempat yang
mendatangkan kesenangan semu (kemaksiatan)” Semoga kita terhindar dari golongan
yang seperti itu.
Saudara
sidang pembaca yang di rahmati Allah, dalam surat Attaubah ayat 35 di jelaskan
kalau orang yang tidak mau mengeluarkan hartanya di jalan Allah, nanti harta
tersebut akan di lebur dan kalian akan di masukan ke leburan harta kalian itu.
Bahkan di hadist nabi harta kalian akan menyetrika jidat dan punggung kalian
selama satu hari yang pada saat itu sama dengan 50.000 tahun, Naudzubillah.
Bahkan
Nabi bersabda barang siapa yang menyimpan harta dan tidak mensedekah-kannya
nanti di hari pembalasan harta itu akan menjadi ulah besar yang memiliki dua
taring dan berkepala botak akan melilit di leher kalian, dan yang pasti bikin
kalaina ngeri, ular itu akan berbicara, aku ini hartamu, aku ini
simpananmu.
Lalu
apa keutamaan dari sedekah itu? Pertama, orang yang bersedekah
hartanya tidak akan berkurang. Hanya orang yang kikir dan takut kehilangan
harta yang mengatakan sedekah itu megurangi harta. Sebagaimana sabda nabi
berikut “ Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah
Allah menembahi rasa maaf kecuali bertambah mulia, dan tidaklah seorang hamba
rendah hati kepada Allah kecuali Allah akan angkat derajatnya” HR. Muslim
(2588). Firman Allah dalam Al-qur’an surat Al-Anfal ayat ke 60 “apa saja
yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya Allah akan membalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dirugikan karena pemberian nafka tersebut”
Kedua, harta yang disedekahkan
akan diganti dengan yang lebih baik. Kisah dari Ummul Mu’minin Aisyah Ra, pada
bagian awal tulisan ini suda jelas bahwa apa yang kalian sedekahkan akan
diganti berlipat-lipat lebih baik, entah itu berupa dzatnya, ataupun sifatnya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqoroh ayat 265 :
“Dan perumpamaan orang-orang yang
membelanjahkan hartanya di jalan Allah adalah serupah dengan sebutur benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji, Allah
melipatgandakan ganjaran bagi orang-orang yang di kehendaki, dan Allah maha
luas dan maha mengetahui”
Ibnul
Qoyyim Al Jauzi memberikan komentar seputar ayat ini “ayat ini seolah-olah
bagaikan penjelas tentang ukuran pelipatan pahala yang disiapkan bagi
orang-orang yang suka berinfaqdan bersedekah, Allah membuat permisalan seperti
ini agar tergambar dalam pikiran manusia”
Ketiga, bagi kalian yang
suka bersedekah, Allah akan memberikan kemudahan kepada kalian atas
masalah-masalah yang menganggu pikiran kalian. Al-Jauzi mengatakan “sebenarnya
pada sedekah terdapat pengaruh yang sangat menakjubkan dalam menolak berbagai
musibah, sekalipun sedekah itu dari orang yang fajir dan dholim. Sesungguhnya
Allah akan menolak berbagai musibah karena sebab sedekah, dan perkara ini suda
maklim pada kebanyakan manusia , bahkan boleh di kata penduduk bumi mengakui
hal itu, karena mereka sudah membuktikanya”
Keempat, ini adalah sabda
Nabi, mohon di cermati “ bukankah kalian ditolong dan diberi rizqi melainkan sebab
orang-orang lemah di antara kalian ?” Sudakah kalian menemukan ma’na hadist
tersebut ?.... kalau belum kita cari tau bareng-bareng. Jadi di dalam hadist
itu terdapat kalimat “sebab orang-orang lemah di antara kalian” maksudnya gini,
orang-orang yang fakir, dlu’afa dan masakiin yang ada di sekitar kita bila kita
memberikan bantuan atau sedekah kepada mereka, maka mereka akan mendo’akan
kita, dan do’a orang-orang masakiin itu mustajab.
Masih
banyak sebenarnya manfaat dari sedekah dan masih banyak juga bahaya dari pada
sifat pelit atau kikir, oleh karena itu, kita tingkatkan sedekah kita, jangan
tungguh punya harta banyak baru mau bersedekah. Nabi bersabda “ waktu yang
terbaik untuk sedekah adalah ketika kalian takut miskin karena sedekah
menginginkan kaya”. Jadi intinya sedekah dulu kalau pengen kaya. Walaupun
sedekah kita tidak didasarkan semata-mata untuk mendapatkan balasan yang lebih
dari Allah SWT, apalagi ada unsure riya’ dalam sedekah kita.
Hal yang demikian sungguh akan menghapus pahala dan kebajikan dari sedekah itu
sendiri. Sebagaimana firman Allah :
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir.“ (Al Baqarah:264)
Sumber:
http://solokuro.blogspot.com
No comments:
Post a Comment